credit foto: uk.sports.yahoo.com

Predikat Macan Asia yang dulu sempat disematkan kepada Indonesia memang sangat sulit kita rasakan lagi taringnya di era saat ini. Penurunan prestasi dari tahun ke tahun semakin parah, bahkan dalam ASEAN GAMES 2017 di Malaysia adalah kegagalan yang sangat memalukan. Diluar kita tidak mampu menjadi Juara Umum (tentu saja, ini sulit), bahkan Indonesia tidak mampu mencapai target peringkat 4 yang sudah ditetapkan oleh Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (SATLAK PRIMA). Tidak hanya itu saja, perolehan medali emas juga sangat jauh dari target. Maka lahir sebuah sejarah terburuk sepanjang penyelenggaraan SEA GAMES untuk Indonesia.

Tentu kita berharap dalam perhelatan SEA GAMES 2017 kemarin, Indonesia mampu memberikan hasil yang baik karena ajang tersebut juga menjadi pemanasan bagi atlet-atlet kita untuk berjuang di ASIAN GAMES 2018. Ini menjadi pertaruhan bagi pemerintah, federasi induk masing-masing cabang, serta pelatih dan atlet yang akan mempertaruhkan nama baik Indonesia di ASIAN GAMES 2018. Kita tentu tidak ingin dipermalukan di rumah kita sendiri.

Untuk itu kita perlu menganalisa bagaimana target yang ingin dicapai oleh Indonesia dalam perhelatan ASIAN GAMES 2018. Satlak Prima menargetkan Indonesia mendapat 17 Medali Emas dan menduduki Peringkat ke 8-10. Selain itu, target peringkat juga disampaikan oleh Komisi X DPR-RI melalui Anggotanya yakni Esti Wijayati yang menyebutkan keinginan DPR-RI bahwa Indonesia mampu mencapai peringkat ke-7.

Lihat, ini adalah pekerjaan rumah yang sangat banyak bagi bangsa kita. Apakah kita mampu meraih target tersebut? Jawaban penulis, KITA BISA, SANGAT BISA.

Perlu menjadi catatan bersama, bahwa pada tahun 1962 dikala kita menjadi Tuan Rumah ASIAN GAMES, negara kita mampu menduduki peringkat kedua dan mengoleksi 21 emas. Sejak tahun 1962 sampai tahun 1990, Negara kita selalu masuk dalam peringkat 10 besar. Namun lonceng penurunan prestasi mulai berdentang sejak tahun 1994 hingga puncaknya di pegelaran ASIAN GAMES 2014 di Incheon Korea Selatan. Negara Indonesia hanya mampu menduduki peringkat ke-17 dan mendapatkan 4 medali Emas saja.

Lalu pertanyaannya, bagaimana peluang kita di ASIAN GAMES 2018 nanti? Cabang olahraga mana saja yang menjadi unggulan negara kita?

Olahraga yang paling utama menjadi unggulan kita mendapatkan medali emas adalah Bulutangkis. Olahraga ini selama dipertandingkan di ASIAN GAMES, Indonesia telah mengoleksi 26 emas. Olahraga yang menjadi target medaii emas yang patut menjadi skala prioritas pembinaan dan pendanaan adalah Pencak Silat, Angkat Besi, Sepeda, Atletik, Panahan, Bridge dan Kano.

credit foto: Seputartimnas.com

Memang harus diakui bahwa hubungan manusia dengan sang pencipta tak berjarak. Pun jika kita berbicara tentang olahraga dan hubungannya dengan spiritualitas. Kita tidak pernah melewatkan semasa hidup saat menonton pertandingan olahraga jenis apapun, seringkali kita melihat para pemain, official maupun penonton melakukan permohonan kepada sang pencipta menurut keyakinan dan caranya masing-masing. Saat pemain mencetak gol dan melakukan selebrasi sujud misalnya, atau ketika supporter yang menunggu sembari berdoa ketika pemain tim kesayangannya mendapatkan kesempatan menendang pinalti, mereka akan berdoa, meminta kepada sang pencipta agar keinginannya tercapai.

Itu adalah kegiatan rohani yang tanpa kita sadari terwujud di dalam lapangan atau arena pertandingan, bagaimana jika kebutuhan ibadah tersebut adalah untuk melaksanan sholat misalnya ? Tentu hal tersebut membutuhkan sarana ibadah yang dapat dijangkau oleh para supporter yang datang dalam angka yang cukup banyak.

Premier League (Liga Inggris) menjadi salah satu liga terbaik di dunia, kini rupanya juga ingin memperhatikan kebutuhan sarana ibadah tersebut. Hal ini diakui langsung oleh FA coaching mentor, Butz Fazal. Penonton sepakbola di Inggris dari agama Islam ternyata semakin meningkat. Hal ini terbukti salah satu klub besar di Inggris yakni Arsenal membuat ruangan Multi-Faith yang dapat digunakan para penonton beragama muslim. Tidak hanya Arsenal, beberapa klub lainnya seperti Newcastle United, Blackburn Rovers, Bolton Wanderes, London Stadium, dan Etihad Stadium sudah memiliki ruang ibadah bagi penggemar mereka.

Hal ini ternyata juga menjadi perhatian KOMISI X DPR-RI, bahkan sangat tegas disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi X, Ferdiansyah. Ia mengatakan bahwa sarana ibadah khususnya di seputaran GBK masih kurang memadai. Perhatian khusus ini ternyata diakibatkan pagelaran ASIAN GAMES 2018 yang sebentar lagi akan berlangsung di Indonesia. Tercatat bahwa 45 negara di Asia yang ikut serta di ASIAN GAMES mayoritas atletnya adalah beragama Islam. Hal ini patut diakomodir oleh Negara kita, jadi perhatian yang ditunjukkan oleh KOMISI X DPR-RI sudah sangat tepat.

Hal yang lebih menyejukkan lagi, keinginan para anggota legislatif dari KOMISI X ini juga menginginkan tempat ibadah dari seluruh agama yang diakui di Indonesia. Hal ini diakui oleh Ferdiansyah agar atlet ini juga bisa menyiapkan kondisi rohaninya sesuai dengan kepercayaannya masing-masing.

Pada akhirnya, tulisan ini adalah ungkapan terimakasih penulis kepada segenap punggawa KOMISI X untuk tetap mengingatkan pemerintah melalui panitia penyelenggara ASIAN GAMES 2018 untuk memperhatikan secara khusus mengenai kebutuhan sarana ibadah ini.