
DANIEL FERNANDEZ
Mahasiswa Elektro PNJ
Video Assistant Referee atau sering disebut VAR telah menjadi unsur penting dalam pertandingan di liga – liga besar di seluruh dunia. Penggunaannya pun semakin massif setelah Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional merekomendasikan agar VAR digunakan pada gelaran Piala Dunia 2018.
Keputusan tersebut dipandang sebagai bentuk persetujuan terhadap penggunaan VAR yang sempat menjadi pro-kontra di kalangan para pesepak bola. Faktanya teknologi VAR telah digunakan selama dua tahun terakhir di 20 kompetisi sepak bola. Meskipun masih diselimuti dengan berbagai penolakan oleh sejumlah pihak, teknologi VAR hampir pasti digunakan secara penuh di putaran final Piala Dunia musim panas ini.
Pihak – pihak yang bertanggung jawab dalam hal pembuatan peraturan sepak bola telah berdiskusi untuk menilai penggunaan VAR, dan akhirnya memutuskan secara resmi bahwa usulan penggunaan VAR telah disetujui oleh FIFA untuk digunakan di Rusia pada bulan Juni dan Juli.
“Pasti VAR akan digunakan.” kata komandan komersial FIFA Philippe Le Floc’h kepada Associated Press.
“Sebuah hal yang baik untuk menghadirkan teknologi dalam sepak bola, karena ini juga perihal memberikan keadilan di lapangan sepak bola.” tutup Le Floc’h.
Ini bukan kali pertama kerja wasit di Piala Dunia dibantu oleh peralatan canggih. untuk mengambil keputusan di lapangan. Pada Piala Dunia 2014 FIFA sudah menggunakan teknologi garis gawang untuk membantu wasit. Sistem itu memberikan pesan langsung di jam tangan wasit jika bola sudah melewati garis gawang. Tentunya kehadiran VAR akan membantu wasit dalam banyak hal, tidak hanya perihal sahnya sebuah gol. Kelak, VAR akan menyebabkan pertandingan dihentikan sejenak guna mengambil keputusan setelah meninjau dari berbagai sudut.
“Kami telah berdiskusi dengan berbagai perusahaan teknologi yang sangat tertarik dengan apa yang sedang kami lakukan perihal penggunaan teknologi,” kata Floc’h ketika diwawancarai.
Setelah diuji di seluruh dunia dalam kompetisi termasuk Liga Portugal dan MLS Amerika Utara. Tim akademisi di Universitas KU Leuven Belgia telah mengumpulkan data tentang ekperimen penggunaan VAR. Temuan ini telah dipresentasikan kepada International Football Association Board (IFAB) pada hari Senin dan VAR digambarkan sebagai teknologi yang “positif dan memberi harapan”.
Dalam temuan yang dipresentasikan kepada IFAB, para akademisi membuat beberapa pengamatan statistik perihal penggunaan teknologi yang memberikan kesempatan bagi wasit untuk meninjau momen – momen penting dalam sebuah pertandingan melalui video.
Pengamatan para akademisi tersebut menemukan bahwa hanya 31,2% korespondensi selama masa percobaan yang meminta penggunaan VAR. Dalam pertandingan – pertandingan tersebut, 56,9% penggunaan VAR bertujuan untuk meninjau keputusan tendangan penalti meskipun wasit juga diizinkan untuk berkonsultasi mengenai keputusan kartu merah dan masalah identitas yang keliru. Durasi rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengecek dengan VAR adalah 20 detik.
Diharapkan penggunaan teknologi VAR akan membuat wasit terhindar dari keputusan – keputusan yang kontroversial dan merugikan salah satu tim. Kehadiran VAR ini juga memastikan akan meminimalisir drama – drama yang sering terjadi di gelaran Piala Dunia seperti beberapa edisi sebelumnya. Semoga penggunaan VAR memberikan dampak positif bagi seluruh negara yang berpartisipasi.
