Jepang Ingin Ulang Kesuksesan Aljazair
March 3rd, 2018 Posted by Author PialaDunia 0 thoughts on “Jepang Ingin Ulang Kesuksesan Aljazair”
DANIEL FERNANDEZ
Mahasiswa Elektro PNJ
Vahid Halilhodzic menatap penampilan keduanya di gelaran Piala Dunia sebagai pelatih. Pelatih asal Bosnia ini memimpin Aljazair ke babak 16 besar di Brasil 2014, setelah mengalahkan Korea Selatan. Tahun ini dirinya akan berlaga di Rusia 2018 sebagai pelatih dari tim nasional Jepang. Tim Samurai Biru tergabung bersama Kolombia, Polandia dan Senegal di Rusia 2018
Meskipun Vahid Halilhodzic telah melatih beberapa klub dan tim nasional Pantai Gading, namanya terus dikaitkan dengan Aljazair, yang dipimpinnya ke Babak 16 besar di Piala Dunia FIFA 2014 Brazil, sebelum akhirnya sang juara Jerman mengakhiri perjalanan mereka.
Menyusul hasil bagusnya dengan Les Fennec, pelatih berkebangsaan Bosnia diberi tugas memimpin Jepang ke Rusia 2018. Dieliminasi pada putaran pertama di Brasil 2014, Samurai Blue sepatutnya memperbaiki performa agar tidak kembali mengulang kesalahan yang sama seperti 4 tahun yang lalu. Kini, bersama Halilhodzic mereka siap mengulang kesuksesan Aljazair dan berjalan jauh di Piala Dunia 2018.
Membahas pembagian grup dengan FIFA.com, Halilhodzic mengatakan:
“Ini ketat, seperti semua grup di Piala Dunia. Polandia berada di urutan ketujuh dalam peringkat dunia, Kolombia ke-13 dan Senegal 27. Kami di peringkat 55, hal ini dapat menceritakan segalanya tentang tantangan yang sedang kami hadapi. ”
Pelatih berusia 65 tahuun ini ingin sekali mengulang penampilan Aljazair empat tahun lalu:
“Kami bukan favorit di grup ini tapi kami akan memberikan segalanya kepada Polandia, Kolombia dan Senegal. Segalanya mungkin terjadi di Piala Dunia. Kita perlu mempersiapkan dengan baik dan memperhatikan setiap detail.” Ujar Halilhodzic
“Tidak ada yang mengharapkan Aljazair melakukannya dengan baik di tahun 2014, tapi kami masih berhasil melewati fase grup, sebelum hampir saja menyingkirkan Jerman, yang kemudian menjadi juara dunia, dan mencapai perempat final.
“Jepang akan berada dalam situasi yang sama di Rusia seperti Aljazair pada empat tahun lalu. Jika kita ingin menunjukkan permainan yang sama, kita harus mempersiapkan diri dengan benar dan mengikuti setiap pertandingan dengan standar tinggi. ”
Halilhodzic mengingat segala pengalamannya bersama Aljazair dalam petualangan pertamanya Piala Dunia sebagai pelatih, dan segala pelajaran yang dia dapatkan dari perjalanan yang menginspirasi itu. Pertanyaannya adalah, bagaimana dia bisa mengubah pengetahuan itu menjadi keuntungan bagi Jepang di Rusia?
“Pengalaman itu membantu saya,” jawabnya. “Kami siap sangat baik untuk kompetisi dengan Aljazair dan kami tidak melewatkan satu pun kesempatan. Kita akan melakukan hal yang sama dengan Jepang. Setiap pelatih perlu masa belajar di kompetisi ini sehingga mereka tidak melakukan kesalahan yang sama lagi. ”
Jepang akan bertemu kembali dengan Kolombia. Tim yang mengalahkan mereka di Brazil empat tahun lalu. Halilhodzic pun tidak ingin anak asuhnya kembali mengingat memori buruk 4 tahun lalu dan kembali kalah pada Piala Dunia tahun ini.
“Mereka adalah tim Jepang yang tidak memiliki kenangan indah, kalah dari mereka 4-1 pada 2014,” kata Halilhodzic. “Saya telah menyaksikan pertandingan itu beberapa kali dan saya rasa kita tidak akan membuat kesalahan taktis yang sama lagi.”
Dirinya pun berbagi cara bagaimana Jepang akan lolos dari fase grup.
“Pertandingan semua akan sangat taktis. Saya telah melihat lawan kami sejak awal tahun ini dan saya punya banyak ide di kepala saya. Kita akan melihat bagaimana bentuk pemain saat hitung mundur kompetisi dimulai. ” tutup Halilhodzic.
Dengan pengalamannya 4 tahun lalu, Halilhodzic optimis dapat membawa tim nasional Jepang lolos dari fase grup. Target itu pun bukanlah suatu yang tidak masuk akal bagi skuad Jepang, mengingat mereka masih memiliki pemain – pemain berkualitas pada diri Shinji Okazaki, Shinji Kagawa, dan Keisuke Honda.

Ketika masih kecil dan orang-orang pertama kali memanggilnya ‘Pele’, Edson Arantes do Nascimento menangis tentang julukan itu selama berbulan-bulan. Tidak selama satu menit ia membayangkan bahwa kedua suku kata itu akan dikenal secara internasional dengan kebesaran sepakbola.
Kenangan 4 tahun lalu sepertinya masih terasa baru bagi rakyat Brazil. Di kandang sendiri mereka dipermalukan Jerman 7 – 1. Kekalahan di semi-final menjadi momen – momen yang ingin segera dihapus dalam memori setiap rakyat Brazil yang mengingatnya. Banyak yang menyalahkan lini belakang Brazil yang bermain amat buruk malam itu. Namun salah satu alasan utamanya adalah tidak hadirnya Neymar di lapangan hari itu. Mantan pemain Barcelona itu harus menyerah setelah cedera di pertandingan melawan Kolombia. Kehilangan pemain terbaiknya, seluruh skuad Brazil bermian tanpa kepercayaan diri. Itulah yang membuat Brazil kembali kalah 3 – 0 di babak perebutan peringkat ketiga.

LexSportiva.co.id – Asrama atlet di Pusat Pelatihan Nasional bulu tangkis milik Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) di Cipayung, Jakarta, rencananya akan menjalani renovasi. Hal ini telah menjadi program PP PBSI di bawah kepemimpinan Wiranto selaku Ketua Umum.