LexSportiva.co.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla memuji persiapan Asian Games 2018 yang dinilainya sudah baik. Wapres menilai bahwa persiapannya menjadi salah satu kesiapan terbaik dalam menghadapi pentas olahraga multicabang.

Hal itu disampaikan JK usai melakukan pertemuan dengan Chef de Mission Asian Games Komjen Pol Syafruddin, sejumlah kementerian terkait, dan 40 cabor di Sekretariat CdM Gd Perjuangan dan Soliditas Atlet AG Komplek STIK-PTIK, Jakarta, Kamis (8/3/2018).

Dilansir dari Detikcom, JK mengungkapkan bahwa persiapan terbaik tersebut otomatis karena hampir semua cabor mengadakan pelatnas, training camp di luar negeri, ada juga pelatih luar negeri yang didatangkan, sehingga menjadi serius berlatih.

Wapres juga mengutarakan bahwa dirinya kali ini sedang mengevaluasi persiapan sesuai jadwal, dan masalah mengenai anggaran telah tuntas diselesaikan.

“Jadi diperiksa semua dan menanyakan apa kekurangannya. Dulu kan selalu mengeluh uang saku, semua sudah selesai, (sekarang) tidak ada lagi keluhan tentang itu,” ucapnya.

“Gizi dan segala anggarannya, latihannya sudah, jadi masalah anggaran sudah hampir semua rampung. Kecuali ada satu dua karena urusan administrasi internal. Tinggal menunggu hasil dari luar dan dalam negeri,” lanjutnya.

Wapres juga mengungkapkan harapannya untuk Indonesia agar dapat meraih target 16 medali emas di Asian Games 2018 nanti, mengingat persiapan yang baik ini.

LexSportiva.co.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla memuji persiapan Asian Games 2018 yang dinilainya sudah baik. Wapres menilai bahwa persiapannya menjadi salah satu kesiapan terbaik dalam menghadapi pentas olahraga multicabang.

Hal itu disampaikan JK usai melakukan pertemuan dengan Chef de Mission Asian Games Komjen Pol Syafruddin, sejumlah kementerian terkait, dan 40 cabor di Sekretariat CdM Gd Perjuangan dan Soliditas Atlet AG Komplek STIK-PTIK, Jakarta, Kamis (8/3/2018).

Dilansir dari Detikcom, JK mengungkapkan bahwa persiapan terbaik tersebut otomatis karena hampir semua cabor mengadakan pelatnas, training camp di luar negeri, ada juga pelatih luar negeri yang didatangkan, sehingga menjadi serius berlatih.

Wapres juga mengutarakan bahwa dirinya kali ini sedang mengevaluasi persiapan sesuai jadwal, dan masalah mengenai anggaran telah tuntas diselesaikan.

“Jadi diperiksa semua dan menanyakan apa kekurangannya. Dulu kan selalu mengeluh uang saku, semua sudah selesai, (sekarang) tidak ada lagi keluhan tentang itu,” ucapnya.

“Gizi dan segala anggarannya, latihannya sudah, jadi masalah anggaran sudah hampir semua rampung. Kecuali ada satu dua karena urusan administrasi internal. Tinggal menunggu hasil dari luar dan dalam negeri,” lanjutnya.

Wapres juga mengungkapkan harapannya untuk Indonesia agar dapat meraih target 16 medali emas di Asian Games 2018 nanti, mengingat persiapan yang baik ini.

“Tentu kami optimistis. Tentu harapan kami bisa lebih lagi dan memang peluangnya cukup baik setelah banyak mengikuti uji coba di luar negeri. Seperti bulutangkis contohnya. Kan mereka mengharapkan lebih baik dari sebelumnya. Banyak cabor yang tentu di bawah, tapi optimistis ya optimistis,” tuturnya.

“Tentu kami optimistis. Tentu harapan kami bisa lebih lagi dan memang peluangnya cukup baik setelah banyak mengikuti uji coba di luar negeri. Seperti bulutangkis contohnya. Kan mereka mengharapkan lebih baik dari sebelumnya. Banyak cabor yang tentu di bawah, tapi optimistis ya optimistis,” tuturnya.

LexSportiva.co.id – Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi meninjau kembali atlet-atlet yang terkumpul dalam Pelatnas untuk cabang olahraga akuatik nomor polo air dan renang indah. Menpora meninjau latihan dan persiapan atlet menuju Asian Games 2018.

Dilansir dari Detikcom, Menpora mengecek sekaligus mendengar masukan dari para atlet polo dan renang indah di cabang akuatik pada Selasa (6/3/2018) pagi.

“Ya saya menengok sekaligus mendengar apa yang disampaikan atlet polo dan renang indah di cabang akuatik ini dan di beberapa kesempatan saya juga bertanya kepada manajer atlet tentang kesiapan mereka,” ungkapnya.

“Alhamdullilah mereka semakin optimistis apalagi mereka menjadi tuan rumah dan mereka lebih awal menikmati fasilitas venue pertandingan. Ini kelebihan yang didapat tim kita dibanding negara lain,” ujarnya.

Ia juga akan memastikan lagi tentang uang saku, akomodasi, kebutuhan, nutrisi dan suplemen dan kebutuhan lain. Hal tersebut menurutnya tentu menjadi sesuatu yang harus dicek setiap saat karena model anggarannya sekarang diserahkan ke cabor bukan lagi Kemenpora, dan PRSI menjadi yang lebih awal terima anggaran. Ia berharap proses administrasi diselesaikan jadi tak ada keluhan dan hambatan.

Meskipun begitu, ia menyatakan belum bisa menyampaikan perkembangan atlet, khususnya cabang akuatik karena belum memeriksa laporan dari PRSI. Namun, pihaknya sudah mendapat laporan bahwa nomor polo air akan bertanding ke Serbia sebelum Asian Games, dan pertandingan tersebut akan menjadi tolok ukur perkembangan nomor tersebut.

Ia juga memaparkan bahwa pihaknya siap mengawal kebutuhan-kebutuhan para atlet, termasuk fisioterapi.

Tahun 2017 menjadi salah satu tahun terbaik bagi Mbark Boussoufa, pemain internasional Maroko yang memainkan peran besar dalam keberhasilan negaranya untuk bermain Piala Dunia FIFA 2018 Rusia. Prestasi lainnya yang diraih Mbark adalah ketika dia membantu Al Jazira dari Uni Emirat Arab menempati posisi keempat di turnamen FIFA Club World Cup UAE 2017.

Gelandang berusia 33 tahun itu tampil di semua pertandingan Atlas Lions di babak final kualifikasi Afrika untuk Rusia 2018, dan berharap melakukan hal yang sama ketika timnya menghadapi Portugal, Spanyol dan Iran dalam fase grup di final dunia tahun ini.

Boussoufa pun membagikan pandangannya tentang peluang Maroko di Rusia 2018 dan kepulangannya ke negara di mana ia menghabiskan enam musim bermain untuk Anzhi Makhachkala dan kemudian Lokomotiv Moscow, sebelum pergi untuk bermain di Abu Dhabi pada tahun 2016.

Boussoufa mengakui bahwa grup ini bukanlah grup yang mudah. Dan Ia merasa bahwa ada tim – tim lain yang lebih berpeluang untuk lolos dari fase grup dibanding Maroko. Namun Ia percaya tim Maroko akan bermain sebaik mungkin untuk meraih satu tempat di fase gugur.

“Ini adalah grup yang sulit tapi kami harus mencobanya sebaik mungkin. Tim akan siap tampil bagus. Kami akan menghadapi beberapa tim hebat dan kami tahu apa yang akan terjadi. Kita hanya harus menunggu dan melihat apa yang terjadi.” ucap Boussoufa.

Pemain berusia 33 tahun ini pun merasa bahwa lolos ke fase grup adalah sebuah bentuk keberhasilan bagi timnya. Ia merasa bahwa Maroko datang ke Rusia bukan sekedar untuk berwisata dan numpang lewat tetapi mereka siap bermian sebaik mungkin dan melaju sejauh mungkin.

“Jika kita tidak menargetkan untuk mendapatkan satu tempat di babak kedua, maka kita mungkin hanya akan tinggal di rumah. Kami tidak pergi ke Piala Dunia hanya untuk ambil bagian tapi untuk menunjukkan kemampuan kami. Kita akan melakukan semua yang kita bisa untuk melewati babak pertama.”

Gelandang Al – Jazira ini juga membagikan pendapatnya perihal tuan rumah Rusia, negara yang sempat Ia tinggali selama 6 tahun ketika bermain bersama Anzhi Makhachkala dan Lokomotiv Moscow.

“Saya menikmati enam tahun yang menakjubkan di Moskow. Ini adalah kota yang indah dan merupakan kota terbesar di Eropa. Liga Rusia adalah salah satu yang terbaik juga. Pada saat itu ada delapan klub yang memperjuangkannya untuk gelar, dengan beberapa pemain asing hebat juga ada di sana. Saya belajar banyak di tingkat pribadi dan profesional.

Negara ini telah banyak berinvestasi dalam sepak bola dalam beberapa tahun terakhir ini dan telah berupaya keras untuk mengembangkan olahraga ini. Secara pribadi, saya senang bahwa Piala Dunia diadakan di Rusia untuk memberikan dukungan sepak bola Rusia.”

Maroko akan memulai perjuangan di Rusia 2018 ketika berhadapan dengan Iran 15 Juni dilanjut dengan dua pertandingan melawan Portugal dan Spanyol pada 20 dan 25 Juni.

LexSportiva.co.id – Legenda tinju Indonesia, Chris John, mengungkapkan prediksi mengenai sulitnya para petinju Indonesia untuk bersaing di Asian Games 2018 nanti.

Meskipun ia memprediksi Indonesia bakal sulit bersaing, juara WBA kelas bulu ini menyatakan bahwa Indonesia tetap memiliki keuntungan saat berlaga di Asian Games nanti.

“Indonesia, ya kalau memang lihat peta kekuatan gak bisa bohong petinju dari kita sendiri agak berat buat bersaing. Apalagi ini levelnya Asia, bukan Asia Tenggara lagi. Tapi ya mungkin kita bisa diuntungkan dengan faktor tuan rumah rumah,” ungkap Chris John, dilansir dari Detikcom.

“Selain itu mungkin pelatih juga memikirkan gimana. Mungkin dengan merekrut pelatih luar atau menggelar TC di luar negeri. Ya saya pikir kita pasti punya lah nilai-nilai plus yang bisa dimanfaatkan” lanjutnya.

Faktor tuan rumah menurut Chris dapat membantu para atlet dan bisa jadi merupakan keuntungan.

“Cukup berpengaruh sekali. Bisa terbantu dari iklim, tempat yang sudah familiar, makanan, dan tentu dukungan penonton,” ia menambahkan.

Kesiapan tinju Indonesia sendiri perlu dipertanyakan. Saat turnamen uji coba (test event) Asian Games Februari lalu, tinju yang mampu menyumbang 2 medali perak. Pencapaian tersebut menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan, mengingat target emas sudah dicanangkan.