
DANIEL FERNANDEZ
Mahasiswa Elektro PNJ
Sebagai negara yang mendaku memiliki kompetisi sepak bola terbaik di seluruh dunia, prestasi tim nasional Inggris di kancah internasional tidaklah membanggakan. Gelar pertama dan terakhir yang mereka raih adalah trofi Piala Dunia padatahun 1966 ketika Inggris bermain sebagai tuan rumah.
Selebihnya Inggris hanya tampil superior di babak – babak kualifikasi baik Piala Dunia maupun Piala Eropa. Tim asuhan Gareth Southgate pun tampil amat baik di babak kualifikasi PIala Dunia 2018 zona Eropa. Three Lions berhasil menduduki posisi pertama grup F dengan poin 26 berselisih 8 poin dari Slowakia yang berada di posisi 2.
Hal itu lah yang membuat Inggris tak lagi menjadi unggulan di Piala Dunia edisi kali ini. Negara – negara seperti Brazil, Argentina, Jerman, hingga Prancis jauh lebih diunggulkan menjadi juara dibanding Inggris. Bahkan publik Inggris pun tak lagi menaruh harapan tinggi untuk tim nasional mereka di Piala Dunia 2018. Kegagalan di masa lalu membuat ekspektasi rakyat Inggris makin hari makin rendah. Bahkan ketika tim nasional mereka diberkahi pemain – pemain terbaik seperti Paul Scholes, Frank Lampard, Steven Gerrard, hingga David Bekham mereka tidak bisa berbuat banyak. Kini, ketika lini tengah tim nasional diisi pemain selevel Jake Livermore, publik Inggris tak lagi berharap banyak. Mereka mencoba mencoba realistis untuk menghadapi Piala Dunia tahun ini. Suporter Inggris sadar kualitas skuad mereka masih di bawah tim – tim lain.
Satu – satunya kabar baik yang hadir pada persiapan tim nasional Inggris pada tahun ini adalah penampilan apik striker Tottenham Hotspur Harry Kane. Striker berusia 24 tahun memang sedang berada dalam performa terbaiknya. Dirinya sudah menjadi andalan Spurs dalam beberapa musim kebelakang. Kehebatan Harry Kane membuat publik dunia membanding – bandingkan dirinya dengan striker legenda Inggris, Alan Shearer.
Liga Inggris yang dipenuhi dengan striker – striker asing berkualitas seringkali menutupi potensi striker – striker asli Inggris. Striker berpaspor asing mendominasi daftar pencetak gol terbanyak di setiap musimnya, sebut saja Thierry Henry yang menjadi pencetak gol terbanyak selama 3 musim berturut – turut dari musim 2003 hingga 2006, diikuti Didier Drogba di musim selanjutnya. Tahun – tahun selanjutnya masih dimiliki oleh striker asing setelah Cristiano Ronaldo, Nicolas Anelka, Didier Drogba, dan Dimitar Berbatov menjadi striker terbaik di setiap musinya. Dominasi striker asing baru bisa dipecahkan setelah Harry Kane menjadi topskor Liga Inggris pada dua musim lalu.
Harry Kane pun kembali mengulangi prestasinya menjadi pencetak gol terbanyak pada musim lalu. Dirinya bisa mengalahkan pencapaian striker berkualitas lainnya seperti Kun Aguero dan Romelu Lukaku. Dua gelar topskor secara berturut – turut menjadi bukti nyata bahwa dirinya adalah pemain spesial yang dimiliki Inggris dan bukan sekedar “one season wonder”.
Tak ada tanda – tanda penurunan performa dari sang striker. Hingga bulan Februari, Harry Kane telah mencetak 23 gol dari 26 penampilan di Liga Inggris. Hal ini tentu kabar baik bagi suporter Inggris. Pemain dengan julukan Hurricane ini memang menjadi harapan bahkan satu – satunya harapan untuk suporter Inggris agar tim nasionalnya dapat berbicara banyak di Rusia 2018. Beban tersebut memang ada di pundak mantan pemain Leicester ini mengingat tak ada lagi pemain yang bisa mengubah keadaan selayaknya Harry Kane.
Patut dinanti performa Inggris di Juni – Juli tahun ini. Apakah kembali gagal menunjukkan performa apik dan kembali mengecewakan rakyat Inggris atau dapat membalikkan prediksi para pengamat dengan meraih gelar juara untuk kedua kalinya di Rusia 2018?
