Kerusakan SUGBK : Persiapan Venue Asian Games dan Mentalitas Suporter

February 19th, 2018 Posted by Asian Games 2018 0 thoughts on “Kerusakan SUGBK : Persiapan Venue Asian Games dan Mentalitas Suporter”

Azeem Marhendra Amedi

MAHASISWA HUKUM UNPAD

LexSportiva.co.id – Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menjadi ‘korban’ perusakan oleh oknum-oknum suporter fanatik salah satu klub sepak bola populer di Tanah Air.

Ketika pertandingan final Piala Presiden 2018 di SUGBK pada hari Sabtu (17/2/2018) lalu, tiket penonton sudah terjual habis. Namun, para oknum suporter salah satu klub tersebut merangsek masuk ke stadion dengan merusak salah satu gerbang masuk di SUGBK.

Meskipun perbuatan tersebut telah terekam kamera pengintai (CCTV) dan telah mendapatkan foto-foto para pelaku, tetap saja ini merupakan perbuatan yang sangat dikutuk keras oleh masyarakat, mengingat SUGBK baru saja direnovasi untuk perhelatan Asian Games 2018 pada Agustus nanti.

Renovasi SUGBK dilansir dari Tribunnews.com, ditaksir mencapai Rp. 760 miliar. Kejadian perusakan ini selain akan membuat Pemerintah merogoh kocek kembali untuk mendanai perbaikan bagian yang dirusak, ini juga berpotensi mengulur waktu untuk mempersiapkan venue SUGBK untuk Asian Games, dari target awal yang seharusnya selesai pada waktu yang ditentukan, akan mundur lebih lama lagi.

Perbaikan SUGBK juga tidak hanya pada bagian yang dirusak suporter saja, tetapi pada bagian yang mendapat keluhan dari atlet dan Technical Delegate pada test event Asian Games cabang atletik, 12 Februari 2018 lalu. Keluhan tersebut mengenai bagian venue atletik di SUGBK yang kurang aman, seperti bak pasir untuk nomor lompat jauh yang berada sangat dekat dengan tribun. Itulah mengapa dengan adanya perusakan ini, akan ada potensi penguluran waktu persiapan SUGBK sebagai venue yang siap untuk menyelenggarakan Asian Games 2018.

Sangat disayangkan pula pernyataan dari Direktur Utama Pusat Pengelola Kompleks Gelora Bung Karno (PPKGBK) Winarto. Winarto mengungkapkan bahwa hal tersebut adalah wajar dalam sepak bola, karena menonton sepak bola tidak seperti menonton film di bioskop.

Namun kembali lagi, apakah wajar dan pantas ketika sudah tahu bahwa tiket sudah habis dan merangsek masuk dengan melakukan perusakan fasilitas hanya untuk menyaksikan tim kesayangan? Tentu tidak. Dapat dibayangkan pula apabila nanti Indonesia masuk final sepak bola di Asian Games 2018, lalu tiket sudah ludes terjual dan suporter Indonesia memaksakan diri untuk masuk dengan merusak pagar atau fasilitas lain. Hal itu tidak boleh dianggap sebagai hal yang wajar.

Perlu ada perbaikan mentalitas dari suporter kita. Kita perlu mengajarkan mereka yang belum paham untuk menjaga fasilitas umum, menerima apa adanya ketika tidak mendapat kesempatan masuk stadion, sadar bahwa perusakan dapat berakibat kerugian kepada orang lain juga, dan yang pasti untuk tetap sportif.

Jadi, jangan hanya mengandalkan kemewahan fasilitas untuk menjaga prestise dan citra negara di mata internasional, tapi juga bagaimana masyarakat di sekitarnya turut serta dalam menjaga fasilitas tersebut, agar tidak merugikan orang lain juga.

Bagaimanapun SUGBK tidak hanya milik salah satu kelompok suporter atau satu orang, tapi juga milik masyarakat Indonesia. Sukses menjaga fasilitas, siap sukses di Asian Games.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Get in Touch

We'd Love to Hear From You

info@lexsportiva.com

021-2345678

Lex Sportiva Instituta Indonesia